Minggu, 30 Desember 2012

Profil Klub Semen Padang FC

Semen Padang Football Club (dahulu Persatuan Sepak bola Semen Padang) adalah sebuah klub sepak bola yang sebelumnya dimiliki oleh PT. Semen Padang yang merupakan perusahaan semen tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1910. Klub sepak bola yang berdiri sejak 30 November 1980 ini bermarkas di Indarung, Padang, Sumatera Barat, dan memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Agus Salim.

Squad Semen Padang FC 2011-2012

Seiring bergulirnya Liga Super Indonesia musim 2010-2011 manajemen pun membentuk PT. Kabau Sirah Semen Padng (KSSP) sebagai salah satu syarat profesionalitas tim kontestan Liga kasta tertinggi di Indonesia tersebut. Berdasarkan hal ini maka pengelolaan Semen Padang FC resmi beralih ke PT. KSSP, sedangkan PT. Semen Padang menjadi sopnsor utama klub kebanggaan masyarakat Minangkabau ini.
Klub yang merupakan mantan kontestan Galatama, kompetisi sepakbola semi-profesional yang pernah digulirkan PSSI. Dalam perjalanannya, Semen Padang FC merupakan satu dari sedikit kontestan Liga Indonesia yang paling stabil dalam hal keuangan. Pendanaan yang rutin dari perusahaan semen tertua di Asia Tenggara itu, membuat klub ini terus eksis dan tidak pernah mengalami krisis finansial, seperti melanda sejumlah klub “Plat Merah” yang mengandalkan dana APBD. Sayangnya, sejak tampil di Galatama hingga akhirnya ikut kompetisi Liga Indonesia, seiring dileburnya Galatama dan Perserikatan yang merupakan kompetisi amatir, tim ini belum pernah mencatat prestasi gemilang tampil sebagai juara.
Memasuki musim kedua di Liga Super Indonesia, Semen Padang FC tampak lebih serius mempersiapkan tim. Ini terlihat dengan persiapan tim yang memainkan laga kandangnya di Stadion H. Agus Salim Padang telah dilakukan jauh-jauh hari meskipun kepastian bergulirnya kompetisi masih simpang siur. Beberapa pemain muda berkualitas dan berlabel “Calon Bintang” pun didatangkan untuk memperkuat Kabau Sirah. Target Juara pun siap dikejar oleh Elie Aiboy dkk, setelah pada musim 2010-2011 berhasil menduduki peringkat ke-empat klasemen akhir, sebuah prestasi yang cukup membanggakan sebagai sebuah “Tim Debutan”.
Berikut profil singkat Semen Padang FC pada musim kompetisi 2011-2012:
Berdiri : 30 November 1980
Julukan : Kabau Sirah/Kerbau Merah
Alamat  : Komp. PT. Semen Padang, Bukit Indarung, Padang, Prov. Sumatera Barat
Telepon.: 0751-202593
Faksimile : 0751-202566
Direktur Utama : Erizal Anwar
Direktur Teknik : Suhatman Imam
Manajer : Asdian
Pelatih : Jafri Sastra
Asisten Teknik : Delfi Adri
Pelatih Fisik : Irwansyah
Pelatih kiper : Zulkarnaen Zakaria
Stadion : H. Agus Salim Padang
Kapasitas : 20.000
Prestasi:
Galatama
1981-1993
1984: Peringkat ke-6 Divisi Utama
1985: Peringkat ke-5
1986/87: Peringkat ke-6
1987/88: Peringkat ke-8
1988/89: Peringkat ke-6
1990: Peringkat ke-7
1990/92: Peringkat ke-11
1992/1993: Peringkat ke-8
1993/94: Peringkat ke-3 Wilayah Barat
Piala Galatama
1992: Juara
          Piala Winners AFC
1993/94: Perempat-Final
Divisi Utama & Liga Indonesia
1994/95: Peringkat ke-5 Wilayah Barat
1995/96: Peringkat ke-9 Wilayah Barat
1996/97: Peringkat ke-7 Wilayah Barat
1997/98: Peringkat ke-9 Wilayah Barat (kompetisi tidak selesai)
1998/99: Peringkat ke-3 Babak 10 Besar / Peringkat ke-2 Grup I Wilayah Barat
1999/00: Peringkat ke-6 Wilayah Barat
2001: Peringkat ke-7 Wilayah Barat
2002: Semi-Final / Peringkat 1 Wilayah Barat
2003: Peringkat ke-8
2004: Peringkat ke-15
2005: Peringkat ke-10 Wilayah Satu
2006: Peringkat ke-11 Wilayah Satu
2007: Peringkat ke-16 Wilayah Barat
2008/09: Peringkat ke-7 Divisi Utama
2009/10: Peringkat ke-3 Babak 8 Besar / Peringkat 1 Grup 1 (promosi ke Liga Super Indonesia)
Liga Super Indonesia
2010/11: Peringkat ke-4
Indonesian Premier League
2011/12: Juara
Piala Indonesia
2005: 16 Besar
2006: Perempat-Final
2007: 32 Besar
2008/09: Putaran 1
2009/10: Putaran 1
2011/12: Runner Up
Eksebisi/Lainnya
2011: Juara III Turnamen Internasional Piala Gubernur Aceh II
2012: Runner Up Turnamen Internasional Piala Gubernur Aceh 2012

http://spartacks.net/semen-padang-fc

Minggu, 23 Desember 2012

SPFC Pilihan yang Berbuah Manis

Akhirnya penantian selama 20 tahun usai sudah saat wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir. 3-1 untuk keunggulan tim tuan rumah Semen Padang FC atas tamunya Persiraja Banda Aceh. Sekaligus mengunci gelar juara Indonesia Premier League (IPL) musim perdana – secara penuh – 2011/2012. Ini merupakan gelar juara kedua setelah menjuarai Piala Liga tahun 1992 pada era Galatama yang diganjar dengan tiket tampil di Piala Winners Asia tahun 1993. Semen Padang juga sempat menjuarai Divisi Satu Galatama pada tahun 1983.

Lebih memilih IPL dibanding ISL

Sebagai pendukung Semen Padang saya agak kecewa saat Semen Padang memilih untuk mengikuti IPL dibanding dengan Indonesia Super League (ISL) yang selama 3 musim memberikan tontonan sepakbola yang menghibur dengan komposisi pemain-pemain yang berkualitas, dibandingkan dengan IPL yang disinyalir diadakan untuk menyelamatkan klub-klub baru yang mengikuti IPL musim 2010-2011. Hal ini memang terbukti ada benarnya dengan munculnya dualisme klub-klub yang memiliki dukungan fanatisme yang besar seperti PSMS Medan, Persija Jakarta, hal yang sedikit berbeda dengan Arema Indonesia yang lebih kepada masalah dualisme manajemen.

Namun manajemen memiliki alasan yang masuk akal saat memilih berlaga di IPL yang mana pada pertandingan perdana melawan Persib Bandung dengan skor 1-1, namun karena Persib Bandung menyeberang ke kompetisi ISL maka hasil pertandingannya pun dibatalkan. 

Selain disinyalir sebagai ajang menyelamatkan klub peserta IPL 2010-2011 yang terhenti di tengah jalan, kualitas peserta baik klub maupun pemainnya ya dapat dikatakan pas-pasan. Ibarat perasan santan kelapa, ini udah perasan yang ketiga, ngertikan maksud saya?  Tidak?? Baiklah akan saya jelaskan. Dari segi klub yang mengikuti IPL, jika berkaca pada ISL musim 2010-2011 maka klub yang hijrah ke IPL adalah klub-klub yang tidak mampu atau sulit bersaing di ISL, seperti PSM, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persijap Jepara, dan Bontang FC. 
 
PSM dan Persema adalah 2 klub perdana yang menyeberang ke IPL saat ISL 2010-2011 masih berlangsung. PSM dengan alasan merasa di zhalimi di ISL dan Persema karena merasa IPL lebih dikelola secara profesional ketimbang ISL. Namun kedua klub ini memiliki kesamaan, yaitu sama-sama pernah dikalahkan di kandang sendiri oleh Semen Padang pada kompetisi ISL 2010-2011 sebelum hijrah ke IPL. Persema dikalahkan dengan skor 2-3 dan PSM dengan skor 0-1 yang berujung kerusuhan supoter di Matoangin.

Persibo Bojonegora yang sebelumnya merupakan juara Divisi Utama ternyata mengalami awal yang tidak bagus di kompetisi ISL. Minimnya dana membuat tim ini hanya memiliki persiapan yang seadanya sehingga banyak yang memprediksi bahwa tim ini akan sulit bersaing. Meski sudah menyeberang ke IPL, tetap saja Persibo tidak mendapat hasil yang memuaskan dan finis di urutan 8 kompetisi setengah jalan IPL.

Bontang FC dan Persijap Jepara mengikuti IPL saat IPL diakui sebagai kompetisi resmi dibawah federasi (PSSI, AFC, FIFA). Meski alasannya boleh demikian namun jika melihat perjalanan kedua klub ini di ISL tetap saja klub ini akan jadi bulan-bulanan klub lain.

Bagaimana dengan klub yang lain? Lihat saja komposisi pemainnya! Inilah yang saya sebut dengan perasan santan ke tiga. Maksudnya (bukan bermaksud meremehkan) jika pemain yang berkualitas itu berlaga di ISL dan Divisi Utama, maka yang ada adalah sisa-sisa yang tak terkontrak oleh klub-klub yang berlaga di 2 kompetisi itu. Meski ada juga yang ber­-skill, namun yang pas-pasan lebih banyak.

Pilihan itu berbuah manis


1342450899282786344

  1. Dengan menjuarai IPL maka terbuka kesempatan untuk berlaga di kejuaran antar klub Asia, dalam hal ini Asian Champion League (ACL). Meski ada yang memperdebatkan siapa yang berhak tampil, Sriwijaya FC atau Semen Padang? Namun Ketua PSSI Djohar Arifin Husin (ini ketua PSSI kita yang diakui oleh AFC dan FIFA) menyatakan bahwa Semen Padanglah yang berhak tampil di ACL alias jatah Indonesia di LCA milik Semen Padang 
  2. Menyumbangkan pemain untuk Tim Nasional seperti Jandia Eka Putra dan Hengky Ardilles (untuk pemain asli Sumatera Barat), Joshua Pahabol, Ricky Akbar Ohorela (masuk skuad Indonesia saat melawan Bahrain yang berakhir dengan skor 10-0), Vendry Mofu, Ferdinan Sinaga, Abd Rahman, Samsidar. 
  3. Semen Padang berlaga di Liga yang diakui oleh federasi (PSSI, AFC, FIFA) dan ini dibuktikan dengan dimuatnya klasemen IPL di situs FIFA  
  4. Menjadi juara liga Indonesia untuk pertama kalinya. 
  5. Berpeluang untuk meraih dua gelar dalam 1 musim dan ternyata di kalahkan Persibo Bojonegoro 1-0 di final Piala Indonesia 2012.

Sebagai penutup, rasanya ucapan terima kasih sangat layak di berikan kepada PT Semen Padang yang sejak era Galatama hingga sekarang senantiasa mendanai klub sekaligus sebagai sarana promosi perusahaan, serta suporter setia Spartack’s dan The Kmers’s. Sekali lagi, selamat untuk Semen Padang.


Kami telah membuatt sebelum yang lain memikirkannya.

Sumber : www.kompasiana.com ( Yudha kids )

Selasa, 11 Desember 2012

Lubang Jepang, Saksi Sejarah di Dasar Tebing



BUKITTINGGI memang kota dengan segudang keindahan alam, budaya, dan sejarah. Lubang Jepang salah satunya. Lorong bawah tanah yang pada masa lampau digunakan sebagai pertahanan bawah tanah serdadu Jepang ini sekarang dijadikan sebagai obyek wisata andalan Sumatera Barat.

Setelah dipugar, lorong di bagian dasar Ngarai Sianok, sekitar 40 meter di bawah tanah atau dihitung dari permukaan tanah Taman Panorama, tempat obyek wisata ini berlokasi, dinyatakan layak.

Lubang Jepang didirikan dari tahun 1942-1945 oleh penduduk-penduduk sekitar yang dipekerjakan secara paksa oleh serdadu Jepang. Di dalam lorong bawah tanah sepanjang 1,47 km ini, terdapat 21 lorong kecil yang sebelumnya menjadi lorong-lorong untuk keperluan benteng pertahanan, seperti lorong penyimpanan amunisi, bilik serdadu militer Jepang, ruang rapat, ruang makan romusa, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian.

Ketika ditemukan, diameter pintu masuk lorong ini berukuran 20 cm. Hanya sebesar lingkar tubuh serdadu-derdadu Jepang yang memang agak ramping. Setidaknya itu yang sering terlihat pada gambar-gambar di dalam buku-buku sejarah. Setelah ditemukan dan dipugar, diameter lorong sekarang berukuran 3-4 meter dan sudah dilengkapi dengan lampu neon di berbagai sudut dan sisi. Namun, dindingnya tidak mengalami perubahan. Dinding batunya bersekat-sekat yang dulu bertujuan untuk meredam suara (echo) agar tidak terdengar keluar. Guratan-guratan pukulan paksa dengan benda agak tajam pun masih terekam di sejumlah dindingnya. Konon, oleh Jepang, para tawanan Indonesia dipaksa menembus bebatuan Ngarai Sianok hanya dengan cangkul dan benda tajam lainnya.

Ketika masuk ke obyek wisata dengan luas hampir 2 hektar ini, pengunjung akan menuruni tangga sejauh 64 meter untuk benar-benar sampai di kedalaman 40 meter. Ketika sampai, pengunjung akan terlebih dulu menemui lorong yang dulu digunakan sebagai ruang penyimpanan amunisi di sisi kanan. Nantinya, pengunjung akan keluar dari lorong ini setelah puas berkeliling-keliling untuk kembali ke pintu masuk yang sementara juga berfungsi sebagai pintu keluar. Setelah bilik militer, di sisi kanan pengunjung akan menemukan lorong dengan fungsi yang sama. Nantinya, lorong ini akan dijadikan mini teater untuk menayangkan film-film sejarah yang berkaitan dengan penjajahan Jepang di Indonesia dan di ranah Minang secara khusus.

Setelah itu, pengunjung akan menemui sekitar dua lorong lainnya dengan fungsi yang sama. Salah satu lorongnya rencana akan dialihfungsikan menjadi tempat penyimpanan maket Lubang Jepang. Makin masuk ke dalam, lorong bertambah dingin dan lembap. Menghirup udara pun tak seleluasa seperti biasanya. Namun, perjalanan melintasi lorong ini belum selesai.

Tiba di ujung lorong pertama, kami menemukan pertigaan dan kami meneruskan perjalanan ke lorong di sebelah kiri. Lorong ini pun bercabang. Ada ruang sidang yang dulu digunakan serdadu untuk menghakimi pejuang pribumi ataupun masyarakat setempat yang membangkang. Terdapat pula sebuah cabang lorong yang nantinya akan dijadikan Museum Saintifik.

Menurut pemandu, awalnya pemda berencana membuat kafe di lorong ini, tetapi setelah Presiden SBY berkunjung langsung ke tempat ini, beliau meminta pemda menggantinya dengan sesuatu yang lebih bersifat ilmiah. Melangkah sejauh 5 meter ke depan, di sisi kanan terdapat lorong di sisi kanan yang dulu digunakan sebagai barak militer. Lima meter ke depan lagi di atas lorong utama tertulis "Pintu Pelarian" dengan secercah cahaya dari lubang berpagar yang ada di belakangnya sejauh 10 meter. 

Sebelum tiba di lubang tersebut, terdapat lorong di sebelah kanan yang menghubungkannya dengan lorong lain. Lorong tersebut berujung di lorong penjara yang dulu digunakan untuk menawan musuh-musuh Jepang. Di sisi kanannya terdapat sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat dapur, lubang pengintaian di bagian atas, dan sebuah lubang kecil tepat di bawahnya yang dulu digunakan sebagai tempat penyimpanan mayat-mayat tahanan yang mati tersiksa di dalam penjara. Ujung lubang bermuara di Sungai Sianok.

Tempat ini tergolong mencekam karena terletak paling ujung dari lokasi Lubang Jepang. Jika melangkah lagi, pengunjung akan melewati lorong utama yang dulu dipergunakan sebagai lorong penyergapan. Di sepanjang lorong ini terdapat empat lorong yang mengarah keluar dan nantinya akan dipergunakan sebagai pintu keluar. Ketika tiba di ujung, pengunjung harus berbelok ke kanan, melalui lorong bekas barak militer. Di sisi kanan terdapat lorong-lorong yang di awal sudah dilewati. Perjalanan pun berakhir melintasi lorong bekas ruang amunisi dan lorong menanjak menuju pintu masuk.

Sepanjang lorong ada sejumlah CCTV yang rencananya akan diaktifkan. Selain itu, ada sekitar enam lubang yang disebut lubang angin. Satu akan difungsikan sebagai pintu masuk, sedangkan lima lainnya akan difungsikan sebagai pintu keluar. Rencananya pada tahun 2009 ini semua rencana dapat direalisasikan.

Pengalaman menyusuri Lubang Jepang meninggalkan kesan tersendiri. Perasaan takjub, miris, dan bangga bercampur aduk ketika menapaki setiap lorong dalam obyek wisata ini. Jika berkunjung ke Taman Panorama Ngarai Sianok, sempatkanlah menyusuri Lubang Jepang. Cukup menambah uang sebesar Rp 20.000 untuk pramuwisata atau pemandu yang akan memimpin perjalanan dan memberi penjelasan mengenai keseluruhan lorong bagi pengunjung. 

http://travel.kompas.com